My lame attempt to write in my own mother tongue...
yang amarah itu persis,
ibarat angin meniup ombak,
yang ku marah bukan optimis,
tapi harapan yang sering kecundang,
hilang arah tanpa tujuan,
nyah di kau wahai suara hati,
perspektif ku lari kini hanya khayalan,
pedih hati, buang persepsi diri,
bila masa berhenti,
bila kuasa tidak mengerti,
terbang lah terbang tinggi dinihari,
malam yang datang bukan ekspresi lagi,
aku, engkau dan gelap yang sepi,
dosa menjadi sahabat setia,
kau hanya bayangan bukan sandaran,
aku hanya habuk di tiup angin taufan,
kita hanya disini buat sedetik waktu,
bila tiba masanya kau pergi jua,
disana, disana,
kau menjadi titik noktah buat perjalanan ku
mungkin...
lain arah perjalanan,
destinasi nya tetap sama...
di hatiku...
yang amarah itu persis,
ibarat angin meniup ombak,
yang ku marah bukan optimis,
tapi harapan yang sering kecundang,
hilang arah tanpa tujuan,
nyah di kau wahai suara hati,
perspektif ku lari kini hanya khayalan,
pedih hati, buang persepsi diri,
bila masa berhenti,
bila kuasa tidak mengerti,
terbang lah terbang tinggi dinihari,
malam yang datang bukan ekspresi lagi,
aku, engkau dan gelap yang sepi,
dosa menjadi sahabat setia,
kau hanya bayangan bukan sandaran,
aku hanya habuk di tiup angin taufan,
kita hanya disini buat sedetik waktu,
bila tiba masanya kau pergi jua,
disana, disana,
kau menjadi titik noktah buat perjalanan ku
mungkin...
lain arah perjalanan,
destinasi nya tetap sama...
di hatiku...
2 comments:
boleh buat lagu :P
Tahniah, mother tongue itu sebagus penjajah tongue ;)
i agree, prosa ini sesuai buat lagu. hah, apa lagi?
Post a Comment